Selasa, 28 Oktober 2014

BUKU - La Tahzan for Hijabers

Buku karya Asma Nadia ini lagi-lagi di tulis keroyokan bersama dengan sesama penulis yang sudah kenal semenjak masih di bangku SMA serta beberapa nama baru yang merupakan jebolan Asma Nadia Writing Workshop. Buku ini diawali dengan quote dari Asma Nadia yang menggugah: Ketakutan tak membuat perubahan apapun. Tapi keberanian sering melahirkan kejutan yang membuat dunia jadi berbeda dari sebelumnya. Berikut pengantar dari Asma Nadia untuk buku  “La Tahzan For Hijabers” yang memuat tentang kenapa bukunya judulnya La Tahzan lalu apa hubungannya dengan hijabers ? Di sini Asma Nadia

menceritakan mengenai kisah pertamanya berjilbab waktu SMA, di masa itu berjilbab bukanlah pilihan yang mudah karena anak ABG yang berjilbab itu masih bisa di hitung jari. Apalagi dengan kondisi Mamanya yang mualaf. Sampailah Asma Nadia menemukan ayat berikut (QS Ali Imran: 139): Wala tahinu wala tahzanu wa antumul a’lawn in kuntum mu’minin (Janganlah kamu merasa rendah dan bersedih karena kamu adalah orang-orang yang paling tinggi derajatnya jika kamu beriman) Intinya jangan bersedih jika diri harus melalui ujian dahsyat untuk keputusan menutup aurat demi meraih cinta-Nya karena jilbab adalah tanda cinta dan bentuk taat seorang muslimah kepada Allah.



Definisi Hijab, Khimar, dll

>> Hijab adalah sesuatu yang menutupi atau menghalangi diri

>> Jilbab adalah selendang atau busana lebar yang dikenakan wanita untuk menutupi auratnya; kepala, lalu leher mengulur hingga ke bawah, menampakkan hanya wajah dan telapak tangan. Jilbab bukan merupakan pakaian yag sempit dan melekat ngepas di tubuh. Memenuhi kriteria seperti tidak transparan, tidak ketat, menutupi seluruh tubuh perempuan dari ujung rambut hingga kaki.

>> Khimar atau Kerudung adalah kerudung penutup kepala hingga ke dada tanpa menutupi muka.

>> Burdah adalah pakaian luar atau tirai berjahit mirip dengan abaya.

>> Cadar adalah kain yang menutupi sebagian wajah wanita, hingga hanya sepasang mata yang tampak.

Oke, mari kita kupas artikel di buku ini satu per satu ya….



Artikel pertama di buka dengan karya Mecca Medina “Jatuh Bangun Jilbabku” yang menceritakan kisah jilbab pertamanya waktu SMA yang ditentang oleh Mamanya dengan alasan takut seperti nenek-nenek dan jelek hanya kelihatan moncongnya. Astaghfirulloh…. Lalu Mecca melepas jilbabnya seusai kuliah dengan alasan mencari kerja di bank yang harus memakai rok pendek. Namun Mecca merasa hidup di kedua sisi, bisa di bilang abu-abu, dan merasa munafik. Pada akhirnya ada isu selentingan apabila tidak berjilbab di daerah tsb maka perempuan-perempuan yang belum menutupi kepala akan beresiko digunting rambutnya oleh kelompok di daerah tsb. Situasi ini tidak disia-siakan dan akhirnya Mecca berjilbab dengan persetujuan atasannya dan Alhamdulillah semua pegawai perempuan berjilbab semua.



Ada artikel ketiga yang cukup menarik perhatian saya yang ditulis oleh Nadhira Khalid “Boleh Pinjam Jempolnya?” Nadhira Khalid merupakan keturunan suku sasak Lombok dan masih keturunan Arab namun di keluarganya tsb tumbuh pemahaman bahwa berjilbab itu hanya untuk perempuan yang sudah menikah. Nadhira tinggal di Bali tepatnya di Karanglangko yaitu sebuah desa yang mayoritas penghuninya adalah muslim. Namun ketika dia bersekolah, tetaplah Nadhira menjadi minoritas. Dan jilbab pertama Nadhira diawali saat menjelang kelulusan SMA. Lalu apa hubungannya dengan judul artikelnya. Ternyata ada guru yang suka mengkritik siswa namun ketika menghadapi Nadhira waktu cap jempol hanya mengucapkan “Boleh pinjam jempolnya?” saat cap jempol ijazah.



Berikut artikel ke-10 yang menurut saya cukup kocak yang ditulis oleh Mimin Ha Way “Perjuangan Menuju Jalan Nyaman”. Saat kuliah Mimin akhirnya berjilbab dan ada satu kejadian yang tak terlupakan saat naik sepeda motor dengan memakai rok yang tak terlalu longgar dan membonceng teman yang ukurannya lebih besar dari Mimin. Akhirnya mereka terjatuh di tanjakan. Berikutnya ada lagi kejadian konyol Mimin membonceng temannya dan melorot jatuh ke selokan beserta tasnya lalu diketawain semua orang di aula :D Kok bisa gitu ya?



Ada lagi artikel ke-12 yang cukup menggugah hati dari seorang mualaf Mariska Christianti “Jilbab Dulu dan Sekarang”. Waktu itu dia sedang menjaga tas teman-temannya di Mushola dan disapa oleh mahasiswi berjilbab “Assalamu’alaikum, mahasiswa baru ya? Jurusan apa Dik?” Lalu setelah menceritakan ketertarikan mengenai Islam, senior tsb memberikan buku Tauhid.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar